Jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menderita rugi mengalami penurunan menjadi 23 perusahaan. Namun dari sisi nilai kerugiannya meningkat menjadi Rp 14,03 triliun per September 2009. Pada tahun 2005, meski total BUMN rugi lebih tinggi, sebanyak 35 perusahaan, tapi total kerugian hanya Rp 6,83 triliun.
Menurut Sekretaris Kementerian Negara BUMN M Said Didu, kenaikan kerugian ini disebabkan naiknya kerugian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yaitu sebesar Rp 12,3 triliun. "Itu setara dengan 90 persen lebih dari total kerugian seluruh BUMN," ujarnya di Seminar BUMN Outlook 2010 di Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (15/10/2009).
Untuk menekan jumlah serta nilai BUMN rugi, Said mengatakan, pihaknya sudah menetapkan beberapa kebijakan umum. Salah satu kebijakan itu adalah menunjuk PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk melakukan evaluasi terhadap BUMN tersebut. "Sampai September 2009 kita sudah menyelesaikan 8 BUMN rugi. Beberapa yang telah menunjukkan kinerja membaik antara lain Perum PPD, PT Iglas dan Merpati," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam upaya menekan kerugian PLN, pemerintah bersama DPR telah sepakat untuk memberikan margin sebesar 5 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010.
Sumber : detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar