Rabu, 07 Oktober 2009

Dividen Pertamina Lebih Kecil Dibandingkan 4 Produsen Rokok

Pengamat ekonomi Faisal Basri mengkritik keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih minim sumbangsihnya terhadap negara. Menurutnya, BUMN merupakan aset terbesar dan faktor ekonomi yang dominan tetapi dililit banyak masalah.

"BUMN merupakan aset terbesar bangsa. Swasta tidak ada yang mengalahkan," ujarnya, saat peluncuran buku berjudul Lanskap Ekonomi Indonesia, di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (7/10).

Faisal menyebut, banyaknya masalah tersebut mengakibatkan kecilnya dividen yang disetorkan BUMN kepada negara. Dia mencontohkan, BUMN seperti Pertamina yang kontribusinya kepada negara jauh lebih kecil dibandingkan perusahaan swasta. "Kontribusi dividen jauh lebih kecil dari kontribusi cukai 4 perusahaan rokok. Ini penyakit paling akut di Pertamina," tuturnya.

Jika dibandingkan dengan perusahaan penghasil minyak swasta, Cevron, menurut Faisal, Pertamina harus mengeluarkan ongkos yang lebih besar untuk menghasilkan minyak. Misalnya, lanjutnya, untuk menghasilkan satu barrel minyak, Pertamina harus mengeluarkan ongkos 36,1 dollar AS,sedangkan Cevron hanya sekitar 6,8 dollar AS. "Hantunya Pertamina bukan Cevron," cetusnya.

Karena itu, menurutnya, jika dibenahi secara tuntas, BUMN akan menjadi motor raksasa andalan perekonomian nasional. Namun sebaliknya, jika dibiarkan begitu saja, BUMN akan menjadi beban raksasa.

Sumber : Kompas Online

Tidak ada komentar: