Kamis, 26 November 2009

:: Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urin

Nama: mitra dwi puryana
E-mail: amaliamitra@yahoo.co.id
Judul: Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urin
Isi Iklan: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urin
Tindakan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan eliminasi urin secara mandiri di kamar kecil. Tindakan ini dilkukan dengan menggunakan tiga cara yaitu dengan menggunakan pispot (penampung), kateter (selang), dan kondom.
Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara umum. Salah satu yang tersering ialah gangguan urine. Gangguan urin yang lainnya disebabkan oleh Inkopenten outlet kandung kemih, penurunan kapasitas kandung kemih, penurunan tonus otot kandung kemih, kelemahan otot dasar panggul.
Beberapa masalah yang sering muncul anatara lain :
1. Retensi
Ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri. Kemungkinan disebabkan oleh operasi pada daerah abdomen bagian bawah, kerusakan ateren, penyumbatan spinkter.
Tanda-tanda yang dimungkinkan akan terjadi yaitu Ketidak nyamanan daerah pubis, distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih, urine yang keluar dengan intake tidak seimbang,meningkatnya keinginan berkemih.rencana tindakan yang akan dilakukan biasanya dengan latihan kembali kandung kemih atau pengkondisian kembali, Ajarkan individu meregangkan abdomen dan melakukan manuver vaiava’s, Ajarkan manuver crede’s, Ajarkan individu regangan anal. Ajarkan individu regangan anal. Catatan masukan dan keluaran teknik mana yang digunakan untuk menimbulkan berkemih.
2. Enuresis / Tinusis
Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak umumnya malam hari. Kemungkinan penyebabnya adalah Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal, Kandung kemih yang iritable, Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan, ISK atau perubahan fisik atau revolusi.
Rencana tindakan yang akan dilakukan untuk pasien yang mengalami enuresis adalah sebagai berikut : Jelaskan sifat enuresis pada orang tua dan anak, Jelaskan pada orang tua bahwa rasa tidak setuju adalah hal yang tidak menghentikan enuresis tetapi akan membuat anak jadi malu, dan takut, Tawarkan keyakinan pada anak bahwa anak lain pu membasahi tempat tidur mereka dimalam hari.
Ajarkan juga pada mereka beberapa hal sebagai berikut : Beri dorongan untuk menunda berkemih, Menyuruh anak berkemih sebelum tidur, Membatasi cairan selama waktu tidur, Jika anak terbangun malam hari untuk berkemih kuatkan dorongan itu.
3. Inkontinensis
Ialah bak yang tidak terkontrol. Jenis-jenisnya ada dua yaitu Inkontinensio Fungsional/urge, Inkontinensia Stress, Inkontinensia Total.
• Inkontinensio Fungsional/urge
Ialah keadaan dimana individu mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
Faktor penyebabnya adalah : Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih, Penurunan tonur kandung kemih, Kerusakan moviliasi, depresi, anietas, lingkungan dan lanjut usia.
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah : Kaji kemundura sensori, Kaji kemunduran motorik, Kurangi hambatan lingkungan, Ajarkan toileting untuk individu dengan kemundura kognitif, Ajarkan toileting untuk individu dengan keterbatasan fungsi tangan.
• Inkontinensia Stress
Ialah keadaan dimana individu mengalami pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen.
Faktor penyebabnya adalah : Inkomplet outlet kandung kemih, Tingginya tekanan infra abdomen, Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga, Lanjut usia.
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Kaji pola berkemih dan masukan cairan, Latihan kekuatan dengan latihan kegel, Ajarkan untuk mengurangi tekanan infra abdome, Ajarkan untuk menghentikan dan memulai aliran urin tiap kali berkemih.

• Inkontinensia Total.
Ialah keadaan dimana individu mengalami kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.
Faltor penyebabnya adalah : Penurunan Kapasitas kandung kemih, Penurunan isyarat kandung kemih, Efek pembedahan spinkter kandung kemih, Penurunan tonus kandung kemih, Kelemahan otot dasar panggul, Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih.
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Pertahankan hidrasi yang optimal, Tingkatkan berkemih, Berikan motivasi untuk meningkatkan kontrol kandung kemih, Kaji partisipasi individu dalam program latihan ulang kandung kemih, Kaji pola berkemih, Ajarkan pencegahan infeksi saluran kemih.
4. Perubahan Pola
1. Frekuensi
Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya cairan.
2. Urgency
Perasaan seseorang harus berkemih.
3. Disaria
Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
4. Urinari Suprei
Keadaan yang mendesak dimana produksi urine sangat kurang.

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URIN

MENGGUNAKAN URINAL UNTUK BERKEMIH
• Tujuan
â€" Memenuhi kebutuhan eliminasi perkemihan
• Alat dan bahan
â€" Urinal
â€" Pengalas
â€" Tisu

• Prosedur Kerja
â€" Jelaskan prosedur pada klien
â€" Cuci tangan
â€" Pasang alat urinal di bawah glutea
â€" Lepas pakaian bawah pasien
â€" Letakkan urinak di bawah bokong (untuk wanita) atau di antara kedua paha dengan ujung penis masuk ke lubang urinal (untuk pria)
â€" Anjurkan pasein untuk berkemih
â€" Setelah selesai, bersihkan dengan tisu kamar mandi
â€" Rapikan alat
â€" Cuci tangan, catat prosedur, warna dan jumlah urine
KATETERISASI PERKEMIHAN
• Tujuan
â€" Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
â€" Mendapatkan urine steril untuk spesimen
â€" Pengkajian residu urine
â€" Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis, gangguan neuromuskular atau inkompeten kandung kemih serta pascaoperasi besar
â€" Mengatasi obstruksi aliran urine
â€" Mengatasi retensi perkemihan
• Alat dan bahan
â€" Sarung tangan steril
â€" Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
â€" Duk steril
â€" Minyak pelumas / jeli
â€" Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
â€" Spuit yang berisi cairan atau udara
â€" Perlak
â€" Pinset anatomi
â€" Bengkok
â€" Kantong penampung urine
â€" Sampiran
• Prosedur kerja
â€" Pemasangan kateter perkemihan pria
• Jelaskan prosedur
• Cuci tangan
• Pasang sampiran
• Pasang perlak
• Gunakan sarung tangan steril
• Pasang duk steril
• Tangan kiri memegang penis lalu prepusium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat
• Kateter diberi minyak pelumas pada ujungnya ( + 12,5 â€" 17,5 cm) lalu masukkan perlahan ( + 17,5 â€" 20 cm) dan sambil anjurkan pasien menarik napas dalam
• Jika tertahan jangan dipaksa
• Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap, dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien diminta untuk menarik napas dalam
• Sambung kateter dengan kantung penampung dan fiksasi ke arah atas paha/abdomen
• Rapikan alat
• Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan
• Catat prosedur dan respons pasien
â€" Pemasangan kateter perkemihan wanita
• Jelaskan prosedur
• Cuci tangan
• Pasang sampiran
• Pasang perlak
• Gunakan sarung tangan steril
• Pasang duk steril di sekitar alat genital
• Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah dari atas ke bawah (kurang lebih 3 kali hingga bersih)
• Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian dalam
• Kateter diberi minyak pelumas pada ujungnya ( + 2,5 â€" 5 cm) lalu masukkan perlahan dan minta pasien menarik napas dalam, masukkan (2,5 â€" 5 cm) atau hingga urine keluar
• Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien menarik napas dalam
• Sambung kateter dengan kantong penampung urine dan fiksasi ke arah samping
• Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan
• Catat prosedur dan respons pasien
MEMASANG KONDOM KATETER
• Tujuan
â€" Mempertahankan higiene perineal pasien inkontinesia
â€" Mempertahankan eliminasi perkemihan
• Alat dan bahan
â€" Sarung tangan
â€" Air sabun
â€" Pengalas
â€" Kateter kondom
â€" Kantong penampung urine
â€" Sampiran
Prosedur kerja
â€" Jelaskan prosedur
â€" Cuci tangan
â€" Pasang sampiran
â€" Pasang perlak
â€" Gunakan sarung tangan
â€" Atur posisi pasien telentang
â€" Bersihkan daerah genitalia dengan air sabun, bilas dengan air hingga bersih kemudian keringkan
â€" Lakukan pemasangan kondom dengan disisakan 2,5 â€" 5 cm ruang antara glans penis dengan ujung kondom
â€" Lekatkan pangkal kateter dengan perekat elastis dan jangan terlalu ketat
â€" Hubungkan ujung kondom kateter dengan kantong penampung urine
â€" Rapikan alat
â€" Catat prosedur dan respons pasien

Website: http://mitra-ilmukesehatanperawat.blogspot.com
Kategori: Iklan Gratis

The message has been sent from 125.164.245.98 at 2009-11-26 10:55:06

Tidak ada komentar: