Selasa, 18 Agustus 2009

Rayakan HUT RI, PKB Gelar Wayangan Semalam Suntuk

Banyak cara dilakukan oleh warga bangsa dalam memeriahkan HUT RI ke-64. PKB bersama PBNU memilih menggelar wayangan semalam suntuk dengan lakon 'Turunnya Wahyu' di kawasan Taman Amir Hamzah, Matraman, Menteng, Jakarta, Senin (17/8/2009).

Pagelaran wayang semalam suntuk dengan menampilkan Dalang Kiai Ajaib Pandu Putro dari Gunung Kidul, Yogyakarta diawali dengan potong tumpeng bersama oleh Sekjen DPP PKB Lukman Edy dan Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB Andi Muawiyah Ramli. Potongan tumpeng itu lalu dibagikan kepada para undangan dan tamu yang hadir.

Hadir dalam acara ini Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua DPP PPP Arief Mudatsir Mandan, Ketua DPP PKB Effendy Choirie dan ratusan warga Mentang. Mereka tampak antusias mengikuti cerita soal 'Turunnya Wahyu' yang dibawakan sang dalang.

Dalam sambutannya, Muhaimin menyinggung alasan PKB memilih acara pagelaran wayang semalam suntuk dalam memeriahkan HUT RI ke-64. Salah satu alasan yang disebutkan Muhaimin adalah, karena budaya asli bangsa ini yang berupa wayangan yang kaya dan sarat nilai mulai ditinggalkan dan digeser oleh budaya pop yang impor.

"Kita ingin agar budaya orisinil bangsa ini di uri-uri (dijaga). Karena gempuran budaya asing sungguh dahsyat. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi," kata pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPR ini.

Menurut calon kuat menteri kabinet SBY ini, dengan cara tetap menampilkan budaya bangsa yang orisinil di tengah derasnya gempuran budaya asing, berarti PKB ikut menjaga semangat budaya bangsa yang diwariskan dari para lelulur.

"Pagelaran wayang ini sangat kaya nilai. Ini seni yang berbeda dengan budaya pop yang konsumtif yang datang dari Barat. Karena itu, di tengah arus konsolidasi demokrasi yang makin mapan ini, PKB akan terus mengawal budaya bangsa yang adiluhung untuk warisan anak cucu," papar Cak Imin.

Sementara itu, menurut Andi Muawiyah Ramli, lakon 'Turunnya Wahyu' sangat erat kaitannya dengan semangat HUT RI ke-64 yang baru saja menyelesaiakan hajatan besarnya memilih pemimpin nasional dalam Pemilu Presiden 8 Juli lalu. Dengan pemimpin baru yang akan menahkodai Indonesia 5 tahun mendatang, PKB berharap sang presiden baru ini selalu mendapat bimbingan dan pertolongan Allah dalam menjalankan amanat rakyat untuk menyelesaikan masalah bangsa dan upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Makna yang terkandung dalam lakon 'Turunnya Wahyu' ini adalah, PKB berharap sang pemimpin baru itu senatiasa mendapat 'wahyu' agar langkah dan kebijakannya selalu dalam koridor yang benar. Jika hal itu tercapai dengan baik, bukan tidak mungkin cita-cita Indonesia yang makmur, gemah ripah loh jinawi, atau baldatun toyyibatun warabbun ghofur akan terlaksana dan tercapai di negeri ini. Amin," paparnya.

Sumber : detiknews

Tidak ada komentar: