Jilbab Manohara Jadi Primadona

Memasuki seminggu bulan ramadhan, banyak pembeli yang memadati pusat-pusat perbelanjaan. Seperti yang tampak di Pasar Beringharjo, banyak pembeli yang berburu perlengkapan ramadhan berbau manohara. Jilbab, mukena, baju Manohara, baju muslim sinetron inayah dan baju muslim ala Pasha Ungu laku keras.

Seperti yang diungkapkan Ami, pengelola kios baju muslim Saleha di Pasar Beringharjo, kemarin (27/8), jilbab dan mukena yang diberi nama Manohara dari pabrik pusat banyak dicari oleh ibu-ibu dan remaja putri. Harga yang ditawarkanpun bervariasi. “Tergantung dar jenis bahan dan motifnya, kalau yang bordir dan langsung masuk sekitar Rp.45.000, tapi yang segi empat dan ada manik-maniknya ini bisa sampai Rp.65.000,” ujarnya.

Sementara untuk mukena, harga yang dibandrol berkisar antara 100-150 ribu. Bahannya pun beragam, seperti batik Manohara, parasit, kain paris dan kain katun. Ciri utama yang membedakan dengan mukena yang lain adalah, karet terletak di leher dan adanya bordiran dan payet berbentuk lingkaran kecil-kecil kombinasi besar di tepian mukena maupun jilbab.

Saskia, salah satu pedagang busana muslim pun mengaku merasakan peningkatan pemasukan dibandingkan hari biasa. Jilbab yang laku di hari keenam puasa ini, bisa dua kali lipat daripada hari-hari biasa. Setidaknya 10 hingga 20 jilbab bisa dijualnya. Sementara untuk baju muslim manohara dan sinetron inayah bisa mencapai belasan potong per hari. “Alhamdulilah mas, sehari bisa mencapai satu juta lebih,” ujarnya.

Menurutnya, sejak nama Manohara Odelia Pinot melambung di infotainment, banyak perusahaan konveksi yang berlomba-lomba untuk membuat barang khas Manohara seperti tas, sepatu dan baju. Jilbab dan mukena baru ada sebelum masuk bulan ramadhan kemarin. “Keadaan pasar dan minat konsumen yang tinggi membuat pengusaha semakin banyak memproduksi barang dengan nama Manohara,” kata wanita yang juga punya usaha konveksi itu.

Read More...

Komentar