Jembatan Suramadu Akhirnya Tersambung


Siap Beroperasi Juni

Jawa Pos-SURABAYA - Tahapan terpenting pembangunan Jembatan Suramadu terjadi menjelang dini hari tadi. Pelaksana proyek yang menghubungkan Surabaya-Madura itu sukses memasang main span (bentang tengah), sehingga jembatan sisi Surabaya dan sisi Madura tersambung. Jika proses selanjutnya lancar, dua bulan lagi Suramadu bisa dilalui kendaraan.

Detik-detik penting penyambungan Jembatan Suramadu itu tadi malam hingga dini hari tadi berlangsung sederhana. Rencana bakal ada kembang api, ternyata batal. Selain itu, Menteri PU Djoko Kirmanto dan Gubernur Jatim Soekarwo yang semula direncanakan hadir, hingga berita ini diturunkan (pukul 00.00), ternyata juga berhalangan.

Penyambungan jembatan itu justru dihadiri Dubes Tiongkok untuk Indonesia Zhang Qiyue. Pejabat lain yang hadir adalah Dirjen Binamarga Departemen Pekerjaan Umum Achmad Herwanto Dardak.

Tepat pukul 23.20, kedua pejabat dari dua negara tersebut memencet tombol sebagai tanda penyambungan segmen 18 (bagian penting dalam bentang tengah). Usai tombol ditekan, sebuah balok girder turun perlahan dan menghubungkan sisi Surabaya dan Madura. Menurunkan girder dari atas crane menuju jembatan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Dalam sambutannya, Herwanto kembali menegaskan bahwa Suramadu bisa beroperasi pada pertengahan Juni. Dia juga menyebutkan usia jembatan bisa cukup panjang, yakni sekitar 100 tahun.

Dia menyebutkan, kendala terbesar yang akan berpotensi mengganggu kekuatan jembatan adalah cuaca. Terutama terpaan angin yang cukup kencang di perairan Selat Madura. ''Tapi, kami sudah melakukan tes dengan kecepatan angin maksimal. Kami rasa tidak ada masalah yang timbul,'' ucap Herwanto.

Di tempat yang sama, Zhang Qiyue mengatakan, Suramadu tak hanya merupakan proyek monumental yang bisa membangkitkan nadi perekonomian di Indonesia. Jembatan itu juga merupakan bentuk kerja sama dengan negaranya. Sebab, selain menyumbang banyak pekerja, sejumlah bahan baku dan ahli konstruksi asal Tiongkok juga ikut dalam mega proyek tersebut.

Lantas, bagaimana status pengoperasian jembatan tersebut kelak? Hingga kemarin statusnya masih mengambang. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) belum berani memutuskan kebijakan seputar status jembatan itu.

Meski demikian, sangat mungkin statusnya tol. Saat ini pelaksana proyek mulai menyiapkan berbagai infrastruktur agar jembatan tersebut benar-benar dikategorikan sebagai jalan tol.

Sesuai target, jembatan sepanjang 5,4 km itu akan tuntas pembangunannya pada 12 Juni mendatang. Namun, pelaksana proyek memberikan estimasi bahwa paling cepat jembatan baru bisa dioperasikan pada akhir Juni.

"Opsi menjadikan Suramadu sebagai jalan tol merupakan pilihan terbaik. Namun, tentu berbeda dengan tol pada umumnya," kata Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V Departemen PU A.G. Ismail kemarin.

Meski berstatus jalan tol, kata Ismail, kendaraan roda dua boleh melintas. Untuk mendukung hal itu, sejak awal pelaksana proyek sudah membuat infrastruktur pemisah antara ruas kendaraan roda empat dan roda dua di sepanjang jembatan itu.

Di Suramadu akan disediakan akses khusus sepeda motor. Letaknya di posisi paling pinggir (di sisi kanan dan kiri). Lebar masing-masing 2,75 meter. Lebar total jembatan sendiri mencapai 30 meter (2 x 15 meter). Pembagiannya, untuk jalur lambat masing-masing dua meter dan jalur cepat tujuh meter di setiap lajur.

Menurut Ismail, pertimbangan menetapkan status jalan tol pada Suramadu bukan tanpa alasan. "Sebab, pemerintah sudah menginstruksikan agar ada penetapan tarif pada penyebarang via Suramadu. Dengan demikian, opsi terbaik adalah tol," katanya.

Apalagi, secara spesifikasi, Suramadu sudah memenuhi kriteria jalan tol. Dari total panjang Suramadu yang mencapai 20,9 km (jembatan dan dua jalan akses), segmen yang akan berstatus jalan tol mencapai 8,1 km.

Namun, pemerintah tetap harus mempertimbangkan "pangsa pasar" jembatan Suramadu. Karena itu, pelaksana proyek tetap memberikan kesempatan bagi kendaraan roda dua lewat di sana. "Selain itu, tarifnya juga harus terjangkau. Sesuai instruksi pemerintah pusat, tarifnya di bawah tarif feri," kata Ismail.

Status Suramadu sebagai jalan tol juga diperkuat oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saat berkunjung ke jembatan terpanjang di Indonesia itu, Kalla mengatakan, untuk melewati Suramadu, pengendara harus membayar tiket seperti halnya jalan tol.

Kala itu, JK tidak menjelaskan besarnya tarif yang harus dibayar. Namun, dia memberi instruksi bahwa tarifnya harus murah. Bahkan, ketua umum Golkar itu menyebutkan, harganya harus lebih murah daripada feri Ujung Surabaya - Kamal Bangkalan.

Jika saat ini tarif feri Rp 6 ribu untuk sekali penyeberangan bagi sepeda motor, biaya yang harus dikeluarkan untuk menikmati ''tol'' Suramadu dipastikan lebih murah. Beberapa pihak memperkirakan tarifnya di bawah Rp 5 ribu untuk motor. Di bagian lain, pelaksana proyek juga mulai melakukan finishing pada beberapa bagian jembatan yang sudah tuntas. Misalnya, jalan akses di sisi Surabaya. Setelah sisi ini tuntas total, jalan ini sudah mulai dibuka untuk umum. Hanya, tidak dibuka semuanya. Ruas yang dekat jembatan masih tertutup untuk umum.

Meski Suramadu belum kelar 100 persen, pemerintah juga mulai membuat gambaran bagaimana proyek pembangunan di sekitar jembatan. Dari beberapa rapat dan evaluasi, akan dibangun kawasan industri, permukiman, hingga perkantoran di sekitar kaki-kaki Suramadu.

Pengembangan Suramadu itu akan ditangani BPWS (Badan Pembangunan Wilayah Suramadu). Badan ini akan dikoordinasi oleh pemerintah pusat. (ris/fid/gun/kum)

Komentar